OM SWASTIASTU

9 Januari 2013

Teori Motivasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

1.2  Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan suatu motivasi dalam memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana
membangkitkan keinginan/motivasi, serta dapat memberikan intervensi bagi orang lain dan dapat dijadikan pedoman untuk pembuatan makalah selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam belajar dan pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan sangat membantu untuk dapat serius mempelajari sesuatu. Siswa yang motivasi belajarnya rendah mungkin saja belajar sesuatu karena terpaksa dan tidak menganggap belajar sebagai kebutuhan.
Motivasi tidak hanya penting untuk menjadikan seorang siswa terlibat dalam kegiatan belajar. Tetapi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa tersebut akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh siswa tersebut memperoleh (mengkonstruksi) pengetahuan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Siswa yang bermotivasi untuk belajar sesuata, akan menggunakan proses kongnitif yang lebih tinggi dalam belajar, sehingga pengetahuan yang diperolehnya juga akan lebih baik.
Secara sederhana motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar memiliki dorongan yang besar untuk melakukan aktifitas belajar atau memberikan respons positif terhadap aktifitas pembelajaran yang diikuti, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan mengikuti aktifitas pembelajaran dengan tidak serius.
Menurut Woolfolk (1998) motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu kegiatan internal yang mendorong seseorang untuk memperahankan suatu perilaku, sedangkan menurut  Morgan, et al (1986), motivasi dapat didefinisika sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh koontz, et al (1980), bahwa “motivation refers to the drive and effort to satisfy a want or goal”. Motivasi menunjukan pada dorongan dan usaha untuk memenuhi (mencapai) suatu keinginan (kebutuhan) atau tujuan.
Menurut Baron (1992) dan Schunk (1990), motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses internal yang mengaktifkan, membimbing dan mempertahankan perilaku dalam rentang waktu ertentu (Nur 1998). Dalam bahasa sederhana, motivasi adalah apa yang membuat seseorang melakukan sesuatu, membuat tetap melakukan hal tersebut, dan menentukan kearah mana perbuatan tersebut. Sedangkan menurut Mc Donald (Sardiman, 1990), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan adanya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian-pengertian diatas terlihat adanya tiga hal penting, yaitu:
a.    Motivasi mengawali tejadinya perubahan energi pada diri setiap individu.
b.    Motivasi ditandai dngan adanya “feeling” (rasa).
c.    Motivasi dirangsang oleh adanya tujuan, jadi motivasi muncul dalam diri manusia karena terangsang (terdorong) oleh adanya tujuan.

Ada motivasi pada seorang siswa dapat diketahui dari pengamatan terhadap perilakunya dalam kegiatan belajar, ciri-cirinya antara lain:
a.    Memperlihatkan minat dan perhatian yang serius terhadap apa yang dipelajari.
b.    Memiliki orientasi masa depan, kegiatan belajar dipandang sebagai jembatan untuk mencapai harapan masa depannya.
c.    Cenderung mengerjakan tugas-tugas belajar yang menantang, tetapi tidak berbede di luar batas kemampuannya.
d.    Memiliki keinginan yang kuat untuk terus berkembang.
e.    Selalu menyediakan waktu untuk belajar.
f.    Tekun belajar dan cenderung berupaya menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.



 2.2 Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan hal penting dalam hidup setiap orang. Metivasi memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan seseorang, bahkan mempengaruhi berbagai aspek perilaku dan kehidupan seseorang. Menurut Travers (1979) motivasi dapat mengakibatkan seseorang melakukan suatu aktivitas, dapat mendorong adanya perubahan fisik, perubahan emosional, perubahan perseptual, dan perubahan kongnitif seseorang. Edward Muray (Travers, 1979) mengemukakan bahwa motivasi mempengaruhi seluruh aspek perilaku seseorang, yakni meliputi:
a.    Persepsi dan perhatian
b.    Mengingat dan melupakan
c.    Berpikir dan pantasi
d.    Belajar dan penampilan

Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, motivasi memiliki peran tersendiri. Salah satu prinsip dalam belajar dan pembelajaran adalah siswa harus secara aktif mengambil peranan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Untuk dapat terlaksananya hal tersebut dibutuhkan adanya kemauan dan dorongan untuk terlibat dalam keseluruhan kegiatan belajar dan pembelajaran. Motivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar dan pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan kegiatan tersebut dan tentunya keberhasilan siswa itu sendiri.
Ada berbagai nilai dalam motivasi yang perlu dipahami guru. Menurut Rusyan, dkk (1994), motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:
a.    Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
b.    Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang di sesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, dan minat yang ada pada siswa. Pengajaran yang demikian sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.
c.    Pengajaran yang bermotivasi menurut kreativitas dan imajinasi pada guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa harus berusaha agar siswa pada akhirnya memiliki motivasi diri yang baik.
d.    Berhasil atau gagalnya pembangkitan dan penggunaan motivasi dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan disiplin kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.
e.    Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi presedur mengajar, melakukan juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Dengan demikian penggunaan asas motivasi sangat esensial dalam proses belajar mengajar.

Nilai-nilai ini berkaitan erat dengan prinsip dan fungsi motivasi, Klausmeicr (1985) mengemukakan beberapa prinsip motivasi yang perlu diperhatikan guru dalam  pembelajaran, yaitu:
a.    Menetapkan pembelajaran yang berorientasi lingkungan.
b.    Memanfaatkan kebutuhan dan motif intrinsik siswa.
c.    Membuat materi pelajaran menjadi menarik.
d.    Membantu setiap siswa dalam menetapkan dan mencapai tujuan.
e.    Membantu siswa untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap aktivitas belajarnya.
f.    Memberikan informasi umpan balik dan kontrol eksternal yang dibutuhkan siswa.

Melton (Travers, 1979) mengemukakan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi, yaitu:
a.    Mondorong manusia untuk melakukan sesuatu (berusaha). Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dilaksanakan.
b.    Memberikan arah bagi aktivitas manusia, yakni kearah tujuan yag hendak dicapai,. Tidak semua tujuan mepengaruhi kebutuhan manusia. Sifat alami dari motif akan menuntun untuk menyeleksi tujuan yang secara khusus akan di capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
c.    Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang relevan dengan tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut.

Dalam belajar dan pembelajaran, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha belajar dan pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Motivasi dapat mengarahkan siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan atau ciri-cirinya. Motivasi dapat berperan dalam menyeleksi perbuatan siswa, apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dikesampingkan.

 2.3 Jenis-jenis Motivasi

Woodworth dan Marquis (Sardiman, 1990) mengemukakan adanya tiga jenis motivasi, yaitu:
a.    Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya kebutuhan untuk makan, minum, seksual, dan sebagainya.
b.    Motif-motif darurat, yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelas bahwa motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
c.    Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar secara selektif.
   

    Dilihat dari segi sumber munculnya, maka motivasi dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu:
a.    Motivasi intrinsik (motivasi internal)
    Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan serta tujuan-tujuan siswa. Motivasi ini muncul dari dalam diri siswa sendiri, karenanya motivasi ini disebut pula sebagai motivasi murni. Motivasi intrinsi dapat juga di artikan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan di teruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar karena ingin mendapatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan, akan melakukan aktivitas belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh tanpa harus ditugaskan atau didorong oleh guru.
    Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian, hadiah (reward) atau sejenisnya tidak diperlukan. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik ini belajar bukan untuk memperoleh pujian atau hadiah tetapi karena belajar merupakan suatu kebutuhan baginya. Ada sesuatu yang dirasakan kurang atau tidak lengkap bila ia tidak belajar. Jadi motivasi intrinsik bersifat real dan merupakan motivasi yang sesungguhnya (sound motivation).
b.    Motivasi ekstrinsik
    Motivasi ekstrinsik merupakan  motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti dalam bentuk pujian, hadiah, hukuman dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik juga dapat diartikan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa akan lebih stabil dan menetap bila di bandingkan dengan motivai muncul karena pengaruh dari diri siswa (pengaruh lingkungan), misalnya seorang siswa termotivasi belajar karena suatu faktor lingkungan (misalnya karena sekelas dengan pacarnya, karena pujian guru dan seterusnya). Selama faktor tersebut ada siswa tersebut masih memiliki motivasi untuk belajar. Tetapi jika faktor lingkungan tersebut lenyap, maka motivasi siswa tersebut dapat pula menjadi surut.
Walaupun demikian motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah. Tidak semua kegiatan belajar dan pembelajaran menarik bagi siswa atau sesuai dengan kebutuhan atau harapan siswa. Siswa bahkan kadang kala tidak memahami untuk apa ia belajar, untuk apa ia bersekolah.
 Motivasi ekstrinsik di perlukan untuk membantu mendorong dan mengarahkan siswa dalam belajar.motivasi ekstrinsik dapat saja memiliki pengaruh yang kuat pada diri siswa tertantu, sehingga pada akhirnya berubah menjadi motivasi intrinsik., misalnya seorang siswa pada awalnya belajar di rumah (di luar jam sekolah) karena di suruh ibu. Selain itu motivasi intrinsik juga dapat ditingkatkan karena adanya pengaruh dari luar diri siswa, misalnya pembelajaran yang menarik bagi siswa, kondisi yang kondusif yang dibangun guru, komunikasi yang dinamis antara guru-siswa, dan sesama siswa, akan cenderung meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Jadi setiap orang harus mempunyai motivasi dalam hidupnya. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Jika telah mempunyai motivasi dalam hidup, maka seseorang akan lebih mudah menjalani kehidupannya untuk mencapai suatu tujuan dalam hidup.

3.2 Saran

Adapun saran penulis kepada para pembaca makalah ini yaitu untuk menjalani hidup ini dengan penuh motivasi. Agar keinginan kita bisa tercapai dan tujuan hidup bisa terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar